Menu Bersantan Diduga Picu Keracunan MBG Di Sleman

Sleman, metroraya.id – Keracunan yang menimpa beberapa siswa sekolah dasar dan SMP di Kabupaten Sleman pada Kamis 23/10/25, ditenggarai berasal dari terkontaminasinya lauk santan opor ayam yang ada di Makan Bergizi Gratis MBG. Hal ini mengakibatkan 214 siswa MAN 2 Mlati bergejala, 35 siswa SMPN 2 Mlati manjalani rawat jalan dan 13 siswa SD Jombor Lor juga menjalani rawat jalan di Puskesmas Mlati, Sleman. Jumat, 24/10/25.

Yayasan Mitra Karya Maporina, lembaga yang menaungi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Sinduadi, memberikan penjelasan usai ratusan siswa di Kecamatan Mlati, Sleman, mengalami perawatan jalan di Puskemas setempat diduga akibat keracunan pada menu makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Pembina Yayasan, Ratna Susanti menyebut dapur SPPG memproduksi sekitar 4.000 porsi makanan per hari dengan pengawasan tenaga ahli gizi. Menu opor ayam yang dikonsumsi siswa disebut sebelumnya tidak pernah menimbulkan masalah. “Menu opor ini sebenarnya sudah kita ulang-ulang per dua minggu, jadi selama dua bulan itu tidak ada masalah,” jelas Ratna.

Ratna menambahkan dua minggu sebelum kejadian, yayasan telah mengundang ahli gizi dari Universitas Gadjah Mada UGM untuk pelatihan higienitas dan mitigasi kontaminasi makanan. “Dua minggu yang lalu kami sudah mengundang ahli gizi untuk mitigasi terkait higienitas,” ujarnya.

Yayasan masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium dari Dinas Kesehatan, puskesmas, dan INAFIS untuk memastikan penyebab pasti. “Kami belum bisa memastikan apa yang menyebabkan anak-anak menjadi diare,” ujar Ratna.

Terkait adanya 7 guru yang juga turut menjadi korban keracunan MBG, Waka Kesiswaan SMPN 2 Mlati Rita Supriyatmi menjelaskan bahwa para guru ikut mengonsumsi MBG karena banyak siswa yang menolak.

Selain itu, meski peristiwa keracunan ini telah terjadi, menurut Rita, sampai saat ini belum ada informasi orang tua menolak. Ia juga menyarankan agar tidak memberikan menu berkuah apalagi menggunakan santan, karena menu jenis ini sangat berpotensi cepat basi.

“Sampai saat ini belum ada orang tua menolak. Saran saya memang menu jangan berkuah apalagi santan karena cepat basi,” tambahnya.

Makanan bersantan biasanya menjadi menu yang paling cepat mengalami perubahan citarasa, tekstur dan aroma dibandingkan dengan menu lainnya meski dimasak sampai tanak. Apalagi jika diaduk-aduk secara inten saat akan mengkonsumsi atau membaginya. Hal ini sudah dipahami oleh masyarakat pada umumnya.*Pewarta: Retnowati.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *