Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Hentikan Aktivitas Seni Dan Wisata, Wujud Duka Cita Mangkatnya Paku Buwono XIII

Yogyakarta, metroraya.id – Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat menghentikan segala aktivitas tarian dan gamelan karawitan selama tiga hari ke depan mulai Minggu – Selasa, 2 – 4 November 2025 sebagai wujud ungkapan berduka cita atas mangkatnya Raja Kasunanan Surakarta Hadiningrat Sri Susuhunan Paku Buwono XIII pada Minggu 2 Oktober 2025 pukul 07.30 WIB di Rumah Sakit Indriati Solo.

Hal ini dibenarkan oleh Kanjeng Mas Tumenggung KMT Suryo Waseso Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang membidangi artistik, tari dan karawitan. Ia mengatakan bahwa untuk wisata maupun pementasan di bangsal Sri Manganti diliburkan selama tiga hari.

“Segala aktivitas tari, karawitan dan wisata dihentikan sementara hingga hari pemakaman yakni Rabu 5 oktober 2025 yang rencana akan dimakamkan di pemakaman Raja di Imogiri, tepatnya sebelah barat pemakaman Raja Kasultanan Ngayogakarta Hadiningrat,” ujar KMT Suryo Waseso yang juga Dosen Tari Klasik gagrak Yogyakarta.

Dalam prosesi pemakaman yang akan dilangsungkan di Imogiri Yogyakarta semua sudah dipersiapkan oleh Keraton Kasunanan Surakarta. Di Keraton Surakarta sendiri untuk keluarga keraton dalam suasana berkabung memakai beskap alela hitam khas Solo.
“Kemungkinan Ngarso Ndalem dan Putri Ndalem juga melayat ke Solo yang merupakan saudara tuanya,” imbuhnya.

Sementara itu Abdi Dalem Reh Kaprajan Raden Wedono Manitro Reksodikoro, M.Sc., M.Pd. yang mempunyai nama asli Muslim Fidia Atmaja berpendapat bahwa prosesi pemakaman Sri Susuhunan Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Paku Buwono XIII di Imogiri merupakan peristiwa yang sangat sakral dan penuh makna. Imogiri bukan sekadar makam raja-raja, tetapi juga lambang kesatuan batin dan jejak suci peradaban Mataram yang mempersatukan Surakarta dan Yogyakarta dalam satu garis warisan luhur.

“Sebagai Abdi Dalem, saya memandang prosesi ini sebagai wujud puncak pengabdian dan kehormatan terakhir kepada seorang raja, yang kehidupannya didedikasikan bagi kelestarian budaya dan martabat Jawa. Di balik duka yang mendalam, tersimpan keindahan spiritual tentang kesinambungan, kesetiaan, dan ketulusan yang menjadi napas kehidupan keraton,” ungkap Abdi Dalem yang berdomisili di Imogiri Bantul.

Diharapkan prosesi pemakaman berjalan khidmat, dan semoga arwah beliau beristirahat dengan tenang di pangkuan tanah suci Imogiri, disambut doa tulus dari segenap rakyat dan keluarga besar Mataram. *Pewarta: Rochmad | Editor: Retnowati.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *