Yogyakarta, metroraya.id – Kita sadari bahwa air merupakan salah satu sumber kehidupan manusia, dan sungai menjadi tempat di mana air bersumber, melintas bersama dengan kehidupan yang ada di dalamnya.
Anugerah alam berupa air juga dirasakan warga Balirejo di mana kampung ini berada di daerah bantaran sungai Gajahwong, Umbulharjo, Yogyakarta. Rasa syukur atas limpahan anugerah berupa air tersebut, disampaikan warga Kampung Balirejo dengan laku “Larung Kali Lestari Gajahwong”. Minggu pagi, 26/10/25.
Di tepian Sungai Gajahwong, puluhan warga dari anak-anak hingga sesepuh Kampung Balirejo, berdiri rapi menyambut ritual tahunan “Larung Kali Gajahwong”, yang telah menjadi bagian dari nafas kehidupan mereka. Di sisi mereka, wangi bunga, sayuran segar, aneka makanan, hasil kolam dan warna-warni buah-buahan tersusun rapi dalam gunungan yang indah, dikirab mengelilingi Kampung Balirejo menuju bantaran sungai.
Valentino Satya Anthony, Ketua Pemuda Kampung Balirejo, tampak mengatur barisan kirab dengan penuh semangat.
“Tradisi ini bukan hanya upacara seremonial, tapi bentuk syukur kami kepada Sang Pencipta atas air yang terus menghidupi,” ujar Valentino, dilansir dari jogjareport.id.
Tiba di tepi sungai, doa bersama dipanjatkan. Sesepuh kampung kemudian melarungkan sesaji ke aliran sungai Gajahwong sebagai simbol pengembalian hasil bumi kepada sumber kehidupan.
“Ritual ini, mengandung makna spiritual yang melampaui sekat keyakinan,” lanjut Valentino.
Dalam Islam, air adalah sarana bersuci; dalam Hindu, air atau tirtha menjadi lambang penciptaan dan pemeliharaan; sementara umat Buddha menjadikannya simbol pembersihan batin.
Dalam tradisi Kristen, air adalah penahiran, dan bagi budaya Tionghoa, air merupakan satu dari lima elemen dasar kehidupan.
Kesadaran itu meneguhkan bahwa air bukan sekadar kebutuhan, melainkan bagian dari keberadaan manusia itu sendiri.
“Di sini kami tak pernah membuang sampah ke sungai. Sebab, kami sadar, kalau kita membuang sampah sembarangan, sungai bisa mati. Kalau sungai mati, kehidupan kita juga ikut berhenti,” tutur Valentino.
“Larung Kali Gajahwong” digelar sebagai salah satu ungkapan syukur warga atas anugerah yang diberikan dalam wujud sungai Gajahwong. Di samping untuk memupuk rasa kekeluargaan sesama warga , terutama warga Kampung Balirejo. Harapannya, warga dapat peduli dan lebih mencintai lingkungan dengan cara merawatnya agar selalu bersih dan menghindarkan kali dari pencemaran sampah dalam bentuk apapun (organik atau anorganik). Dengan begitu, potensi yang ada di sungai Gajahwong ini dapat bermanfaat untuk masyarakat sekitar.
“Karena itulah warga Balirejo ini menanamkan nilai-nilai kepedulian lingkungan kepada generasi muda, agar mereka tumbuh dengan cinta terhadap sungai,” tutup Valentino. *Rls. | Retnowati.














Leave a Reply