Yogyakarta, metroraya.id – Jogja International Art Fair (JIAF) 2025 akan digelar dan ribuan seniman dari dalam dan luar negeri akan hadir berkumpul pada bursa seni terbesar di Indonesia. Acara dijadwalkan berlangsung pada 31 Desember 2025 hingga 2 Januari 2026 di Jogja Expo Center, Jl. Janti, Bangutapan, Bantul, Yogyakarta dengan menghadirkan lebih dari 2.000 seniman dan menargetkan 15.000 pengunjung.
Direktur NR Artist Management, Maria Novita Riatno, selaku Penyelengara menegaskan JIAF 2025 bukan sekadar pameran, melainkan gerakan besar untuk memperkuat ekosistem seni rupa nasional.
“Kami ingin menjadikan JIAF sebagai rumah bersama bagi seniman, kolektor, dan publik. Semua seniman, baik yang baru merintis maupun yang sudah mapan, akan mendapat ruang setara untuk menampilkan karya terbaiknya,” katanya.
JIAF 2025 mengadopsi model “Art Market meets Exhibition” dengan empat segmen kuratorial yang jelas. Artist-Direct memberi ruang bagi seniman independen, Emerging bagi bakat-bakat baru, Established untuk seniman dan galeri mapan, serta Iconic sebagai penghormatan kepada maestro seni rupa Indonesia. “Segmentasi ini penting untuk memastikan keberagaman dan kesinambungan. Publik akan bisa merasakan perjalanan artistik dari tahap awal hingga puncak pencapaian,” ujar Novita.
Bagi kolektor dan investor, lanjut Novita, ajang ini menawarkan peluang bisnis strategis karena Lebih dari 2.000 portofolio seniman akan dipamerkan, lengkap dengan sesi networking bersama kolektor internasional dari sedikitnya 5 negara. “Kami juga menyediakan sesi private viewing khusus bagi kolektor, serta katalog digital yang memudahkan proses investasi,” jelasnya.
Novita menyebut dalam lima tahun terakhir, pasar seni Indonesia mencatat pertumbuhan 15–20 persen per tahun. Kehadiran JIAF 2025 diharapkan menjadi momentum penting untuk memperkuat tren positif tersebut. “Indonesia punya potensi besar, terutama dengan basis seniman kreatif dan pasar domestik yang terus berkembang. Yogyakarta, dengan iklim seni yang hidup, menjadi lokasi paling tepat untuk momen bersejarah ini,” ucapnya.
Sementara itu, Kurator Seni Mike Susanto menilai JIAF 2025 hadir sebagai salah satu entitas penting dalam pembentukan peta industri seni rupa dunia. “Dengan membawa semangat lokal yang kuat namun terbuka pada percakapan global, JIAF menempati posisi strategis sebagai jembatan yang menghubungkan dinamika seni rupa Indonesia dengan pasar dan wacana internasional,” ujarnya.
Mike menambahkan, keistimewaan Jogja sebagai kota yang kaya akan seniman visual, budaya yang hidup, dan ekosistem seni yang dinamis menjadikan JIAF bukan sekadar ajang pamer. “Ini adalah ruang temu antara kreativitas, kolektor, kurator, dan publik global yang ingin memahami geliat seni rupa kontemporer Indonesia,” tandasnya.
Kurator Nadiyah Tunikmah juga menegaskan pentingnya ruang pertemuan lintas jenjang yang dihadirkan dalam JIAF 2025. Menurutnya, program khusus bertajuk Encounters: Cross Layers of Art mempertemukan seniman dari berbagai tahap karier untuk membangun ruang interaksi yang lebih luas. “Kami ingin menciptakan dialog yang memperkuat jejaring antar seniman dan membuka kesempatan kolaborasi lintas generasi,” ungkapnya.
Nadiyah menambahkan, ruang interaksi semacam ini akan memperkuat ekosistem seni rupa Indonesia. “Dengan mempertemukan seniman emerging, established, hingga maestro dalam satu platform, publik akan mendapatkan pengalaman yang lebih berlapis. Ini juga menjadi sarana penting untuk memperkaya wacana dan menguatkan posisi Indonesia dalam percakapan seni rupa global,” jelasnya.
Penyelenggara juga resmi mengumumkan bahwa opencall JIAF 2025 mulai dibuka hari ini, dan formulir dapat diunduh melalui akun Instagram resmi @jiaf25. hingga 5 Oktober 2025. Selain di Yogyakarta, peserta juga bisa menghubungi PIC di Jakarta yaitu : Tya (+62 813 9982 7221) dan Arjun (+62 857 7233 7242).
Selain dukungan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, acara ini juga mendapat sokongan penuh dari galeri, ruang seni, komunitas, serta institusi seni formal maupun nonformal. Kehadiran JIAF 2025 diposisikan sebagai wadah kolaborasi lintas pihak yang memajukan seni rupa Indonesia sekaligus memperkuat posisi nasional di peta seni global.
Novita optimis penyelenggaraan JIAF 2025 akan meninggalkan warisan penting. “Kami tidak hanya ingin menyelenggarakan pameran, tetapi juga menciptakan tonggak baru bagi ekosistem seni rupa Indonesia. JIAF 2025 akan memperlihatkan bahwa pasar seni kita mampu bersaing di tingkat global, dengan tetap berpijak pada kekayaan lokal yang menjadi ciri khas Yogyakarta,” tegasnya. * Rls | Rochmad
Leave a Reply