Kebumen, metroraya.id – Produksi beras nasional mengalami lonjakan signifikan pada kuartal pertama 2025. Berdasarkan data terbaru yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada 9 Mei 2025, total produksi beras Indonesia tercatat mencapai 8,67 juta ton selama Januari–Maret 2025. Angka ini meningkat 52,32% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yang hanya mencapai 5,69 juta ton.
Selain beras, produksi padi (dalam satuan Gabah Kering Giling/GKG) juga meningkat tajam. Pada periode yang sama, Indonesia menghasilkan 15,06 juta ton GKG, naik 52,4% dari tahun sebelumnya yang berada di angka 9,88 juta ton.
Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Lampung Tunjukkan Performa Gemilang
Jawa Tengah tercatat sebagai provinsi dengan produksi beras tertinggi. Pada kuartal pertama 2025, provinsi ini mengalami peningkatan sebesar 595 ribu ton, atau naik sekitar 52,27% dibandingkan tahun sebelumnya.
Sementara itu, Jawa Barat mencatatkan kenaikan yang lebih tinggi, yakni sebesar 633 ribu ton atau setara 109,1%. Lampung pun menunjukkan pertumbuhan luar biasa. Produksi beras di provinsi ini melonjak dari 135 ribu ton menjadi 328 ribu ton, dengan pertumbuhan mencapai 143,26%.
Di wilayah lain, Daerah Istimewa Yogyakarta juga menunjukkan pertumbuhan signifikan. Produksi beras meningkat dari 54.175 ton menjadi 144.297 ton, atau naik sekitar 166,35%.
Tidak Semua Provinsi Mengalami Peningkatan
Namun demikian, tidak semua wilayah mengalami tren serupa. Beberapa provinsi justru mencatat penurunan produksi. Aceh, misalnya, mengalami penurunan produksi beras dan padi yang sama besar, yakni sebesar -23,44%.
Lebih mengkhawatirkan, Papua dan Papua Tengah mencatat penurunan produksi di atas 50% untuk kategori beras dan padi. Kondisi ini mengindikasikan tantangan produksi yang perlu mendapat perhatian lebih, terutama dari aspek infrastruktur dan dukungan pertanian lokal.
Meski demikian, secara nasional tren produksi beras dan padi menunjukkan pertumbuhan yang sangat positif. Total produksi beras Indonesia naik lebih dari 52% dibanding tahun lalu, dengan sebagian besar provinsi di Pulau Jawa dan Sumatera menjadi kontributor utama.
Kenaikan produksi ini membawa angin segar bagi ketahanan pangan nasional, khususnya dalam menjaga stabilitas stok beras domestik. Namun demikian, tantangan dalam hal distribusi, penyerapan hasil panen oleh negara, serta kestabilan harga di tingkat petani dan konsumen harus menjadi perhatian pemerintah pusat dan daerah.
Upaya menjaga momentum ini akan sangat menentukan keberhasilan Indonesia dalam mewujudkan sistem pangan yang adil, berkelanjutan, dan berpihak pada petani. * Penulis: Gilang Indra. W.
















Leave a Reply