FTB UAJY Beri Pelatihan Pengolahan Sampah Organik Di Paroki Bandung Gunungkidul

Gunungkidul – Fakultas Teknobiologi FTB Universitas Atma Jaya Yogyakarta UAJY beri pelatihan pengolahan sampah organik bagi umat di Gereja Santo Yusup Bandung, Kabupaten Gunungkidul. Kegiatan ini melibatkan Drs. P. Kianto Atmodjo, M.Si., dosen FTB UAJY, serta sejumlah mahasiswa yang bertindak sebagai fasilitator. Sekitar 50 peserta hadir mengikuti pelatihan yang dilaksanakan di tiga wilayah, yaitu Giri Sekar (8 Mei 2025), Wilayah Bogor (31 Mei 2025), dan Beji (14 Juni 2025).

Pelatihan ini juga menghadirkan Henricus Heri Wantoro dari Tim Pelayanan Kelestarian Ciptaan dan Lingkungan Hidup KCLH – Bidang Diakonia/Kemasyarakatan Paroki Pringgolayan, yang juga merupakan anggota tim animator.

Dalam sesi pelatihan, Kianto Atmodjo memaparkan konsep Laudato Si dan Paroki Hijau, yang sejalan dengan falsafah Jawa hamemayu hayuning bawono dhuk angkoromurko yang berarti merawat dan mempercantik bumi, bukan merusaknya sehingga kekayaan alam yang diberikan Sang Pencipta tetap dapat dinikmati oleh generasi mendatang.

Sementara itu, Henricus Heri Wantoro menjelaskan teknik pengolahan sampah organik dengan metode maggot, lusida, komposter, dan pot tumpuk. Ia menjelaskan bahwa proses penguraian sampah organik umumnya berlangsung selama satu hingga dua bulan, tergantung pada jenis bahan organik, organisme starter, dan ketelatenan pembuat. Hasil dari proses ini berupa maggot, cacing, serta pupuk organik cair dan padat, yang dapat dimanfaatkan sendiri atau dipasarkan untuk penyubur tanah dan meningkatkan hasil pertanian.

“Contohnya, maggot dapat dipanen setiap 35 hari dan dijual dengan harga Rp 6.000 hingga Rp 10.000, tergantung wilayah dan permintaan. Begitu juga dengan cacing, pupuk organik cair (POC), dan pupuk padat,” jelas Heri.

Ia menambahkan bahwa kondisi ini menjadi peluang usaha yang menjanjikan, terutama saat pupuk buatan sulit ditemukan dan harganya tinggi. “Inilah yang bisa menjadi sumber pendapatan baru dan meningkatkan kesejahteraan umat Paroki Bandung yang sebagian besar adalah petani,” imbuhnya.

Pelatihan dielaborasi dengan teknik membuat starter agar pengolahan bahan organik menjadi lebih cepat bahakan langsung dapat digunakan untuk media tanam. Pembuatan starter mikroba yang disebut biokatalit menggunakan bahan sampah buah seperti kulit nanas, papaya, dan buah-buahan lainnya yang banyak dikonsumsi masyarakat. Selain itu, peserta juga diajarkan membuat jus biokatalit dari buah-buahan yang hasilnya dapat dikonsumsi untuk kesehatan. Para peserta diajak untuk langsung mempraktikkan pembuatan produk tersebut, didampingi oleh mahasiswa FTB UAJY yaitu Fioresta Gracia Mongan, Diah Ariyanti, William Khan Wijaya, dan Christian Immanuel Harahap.

Respons umat sangat positif, mereka berkomitmen untuk menerapkan pengetahuan yang diperoleh, baik di lingkungan gereja maupun di rumah masing-masing. Diharapkan, Paroki Bandung dapat berkembang menjadi “Paroki Hijau” yang mandiri dan berkelanjutan. Ke depannya, para petani di wilayah ini diharapkan mampu menjadi petani organik yang tidak bergantung pada pupuk kimia, serta menghasilkan panen berkualitas yang meningkatkan kesejahteraan umat dan masyarakat sekitar. *Rls./Rochmad

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *