Sleman, metroraya.id – Program penelitian yang berjudul “Studi Modulasi Mikrobioma dan Antipenuaan Dini Kulit dari Protein dan Peptida Hermetia illucens L.” dari Tim Dosen Program Studi Biologi Fakultas Teknobiologi FTb Universitas Atma Jaya Yogyakarta UAJY berhasil meraih pendanaan pada program penelitian tahun anggaran 2025 yang diselenggarakan oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) dan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Kemendiktisaintek.
Penelitian ini menitikberatkan pada pengujian protein dan peptida terhadap mikroorganisme dan sel kulit. Hasil dari penelitian ini selanjutnya akan dikembangkan menjadi publikasi ilmiah dalam bentuk jurnal internasional Scopus Q3.
Tim peneliti terdiri atas tiga dosen, yakni Dr. apt. Sendy Junedi, S.Farm., M.Sc. Dosen FTB UAJY sebagai Ketua Tim, bersama dua anggota: Drs. B. Boy Rahardjo Sidharta, M.Sc. (Dosen FTB UAJY) dan apt. Agustina Setiawati, Ph.D. (Dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma).
Sendy menjelaskan bahwa proses penelitian ini juga melibatkan reviewer yang memberikan sosialisasi terkait penyusunan proposal penelitian. Melalui pelatihan-pelatihan tersebut, tim dosen dapat menyusun proposal dengan tema yang merupakan gabungan dari kompetensi ketiga dosen yang terlibat.
“Penyusunan proposal itu deadlinenya tanggal 7 April 2025. Kami sudah submit pada tanggal 4 April 2025, saat libur Lebaran dan Paskah. Kemudian, deadlinenya diperpanjang menjadi tanggal 12 April 2025, tapi kami sudah selesai sejak tanggal 4,” ujarnya.
Boy menambahkan bahwa kegiatan penelitian tersebut merupakan program rutin yang ditawarkan oleh Kemendiktisaintek. Kegiatan ini secara rutin diikuti oleh para dosen setiap tahunnya karena merupakan bagian dari salah satu tugas utama dosen, yaitu menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
“Sekarang memang tagline dari Kemendiktisaintek itu berdampak, maka kami ingin menunjukkan bahwa dosen-dosen FTb juga dapat berdampak melalui hibah penelitian,” tegasnya.
Sendy juga mengungkapkan bahwa salah satu tantangan dalam pengajuan proposal penelitian adalah karena ia sudah beberapa kali mengajukan proposal pada tahun-tahun sebelumnya, namun sering kali belum berhasil.
“Saya pribadi sudah mengikuti pelatihan online tersebut sebanyak tiga kali, sehingga saya jadi tahu strategi-strategi agar proposal lebih mudah dipahami oleh reviewer. Dari kegagalan sebelumnya, saya jadi tahu detail mana saja yang masih kurang,” jelasnya.
Tim dosen mengungkapkan rasa senang dan bangga, apalagi dapat membawa nama UAJY. Mengingat sebelumnya mereka mengalami kegagalan selama beberapa tahun terakhir, sehingga memperoleh pendanaan tahun ini menjadi pencapaian yang berarti.
Tim dosen berharap dapat menularkan semangat kepada para dosen muda untuk ikut serta dalam kegiatan serupa bagi pengembangan diri dan ilmu. “Kami juga melibatkan mahasiswa dalam penelitian ini dengan harapan sebagai bagian dari proses transfer teknologi bagi generasi muda,” ujar Boy. Rls./Rochmad.
Leave a Reply