Sleman, metroraya.id – Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta telah membuktikan kemampuannya bersaing di kancah nasional melalui kreativitas, inovasi, dan kolaborasi tim. Tiga mahasiswanya dari Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknologi Industri FTI, berhasil mengukir prestasi membanggakan di ajang AI-Powered Game Design Competition Technofest 2025 tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Universitas Bunda Mulia.
Ketiga mahasiswa tersebut adalah Bagus Handoko Suryo Putro (angkatan 2022), serta Yosua Arda Kurnia dan Sion Felix Saragih (angkatan 2023) dengan dosen pembimbing Yohanes Priadi Wibisono, S.T., M.M.
AI-Powered Game Design Competition merupakan lomba merancang game berbasis Artificial Intelligence AI, dengan penilaian yang meliputi aspek UI/UX, kompleksitas dan orisinalitas karya, serta cara kerja model AI yang diterapkan. Dalam kompetisi ini, tim dari UAJY mengembangkan sebuah game edukasi yang mengadopsi bahasa isyarat American Sign Language ASL dan mengadaptasikannya ke dalam versi Sistem Isyarat Bahasa Indonesia SIBI.
“Tantangan paling besar adalah pembuatan AI-nya. Sebenarnya, gim yang kami buat mengadopsi American Sign Language yang kami adopsi ke Indonesia karena agak sedikit berbeda dan tingkat akurasi yang dibutuhkan lumayan ya disitulah susahnya,” ungkap Yosua.
Bagus menambahkan bahwa proses pengambilan dan pengolahan data jari menjadi bagian yang rumit karena berkaitan dengan ketepatan gesture. “Pengambilan database, dimana tema yang kita ambil bahasa isyarat yang dimana pengambilan data gerakan isyarat itu tidak mudah didapat,” jelasnya
Sementara itu, Sion mengungkapkan bahwa tantangan lain datang dari sisi koordinasi tim. “Kami jarang bisa berkumpul secara langsung karena perbedaan jadwal kuliah. Selama proses pengembangan, kami hanya bertemu beberapa kali, selebihnya dilakukan secara daring,” ujarnya.
Kompetisi ini diikuti oleh berbagai perguruan tinggi ternama, seperti Universitas Padjadjaran, Universitas Diponegoro, UPN Veteran Jakarta, Universitas Negeri Malang, BINUS dan lainnya. Kegiatan dilaksanakan secara daring, mulai dari proses pendaftaran 25 Februari – 5 April 2025, pengerjaan proyek 7–21 April 2025, hingga pengumuman pemenang pada 15 Mei 2025.
Di bawah bimbingan Yohanes Priadi Wibisono, S.T., M.M., tim ini berhasil memanfaatkan waktu dua minggu secara maksimal. Meskipun awalnya hanya ‘tes ombak’, tim tak menyangka bisa meraih posisi kedua.
“Kami awalnya hanya ingin mencoba-coba, tidak terlalu berekspektasi tinggi. Tapi ternyata bisa menang. Meskipun begitu, kami tidak ingin cepat puas karena ini baru di tingkat universitas. Semoga ke depan bisa naik ke tingkat yang lebih tinggi,” ungkap Sion.
Penghargaan ini menjadi motivasi tersendiri bagi para anggota tim untuk terus mengembangkan diri di bidang teknologi AI dan mengharumkan nama program studi Sistem Informasi.
“Semoga dari pencapaian ini bisa memotivasi teman-teman lain di Sistem Informasi untuk ikut berani lomba dan berprestasi. Harapannya juga agar prodi kami makin dikenal luas dan meningkatkan akreditasi,” tutup Yosua. *Rls./Rochmad.
Leave a Reply