Meninggal Dunia Karena Tumor Otak, Wisudawan Diwakili Sang Kakak Ikut Prosesi Wisuda UNY

Sleman,metroraya.id – Mendung kesedihan menggelayuti atmosfir langit GOR Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) pagi ini, siap menumpahkan ribuan rintik air mata. Sabtu, 31/5/25.

Terlihat di salah satu sudut ruang, seorang pria mendekap sebuah foto berbingkai ukuran 10 R, dengan muka sedih. Beberapa saat, Master of Ceremony memanggil seorang nama wisudawan. Kemudian dia bangkit dari duduknya dengan diiringi tepuk tangan riuh para wisudawan hadirin lainnya.

Air mata terlihat menggenang dipelupuk mata pria yang belakangan diketahui bernama Erwin Cahyono. Tangisnya pecah saat Rektor UNY Prof. DR. Sumaryanto memberikan ijazah dan menjabat tangannya.

Sementara itu, wisudawan lain terlihat ikut meneteskan air mata, karena larut dalam kesedihan.

Erwin hadir di wisuda UNY mewakili adiknya, Iqbal, yang telah lebih dulu berpulang.

Iqbal, mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Teknik Boga Fakultas Teknik UNY, menghadap Ilahi pada 31 Januari 2025 di Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta. Ia meninggal setelah berbulan-bulan berjuang melawan tumor otak.

“Iqbal sudah yatim piatu sejak usia 5 tahun. Dia tumbuh dengan banyak keterbatasan, tapi semangatnya tak pernah padam,” ujar Sa’diyah, kakak sulungnya, menahan tangis.

Padahal, hanya tinggal selangkah lagi menuju wisuda yang selama ini menjadi cita-citanya.

“Dia memilih UNY karena ingin belajar tata boga, sesuai minat dan bakatnya sejak SMK. Dia itu anak yang gigih. Tak pernah mengeluh, walau hidupnya berat” tambah Sa’diyah

Berkat Beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK), Iqbal bisa menempuh pendidikan tinggi di UNY. Setelah menyelesaikan program D3 Tata Boga, Iqbal sempat magang dan bekerja di Jepang selama lebih dari satu tahun.

Di sanalah ia ditawari melanjutkan studi sarjana melalui jalur Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL), yang kemudian ia jalani dengan sepenuh hati.

Namun takdir berkata lain. Di tengah penyusunan skripsi, Iqbal didiagnosis menderita tumor otak.

“Iqbal adalah mahasiswa yang tidak hanya cerdas, tapi juga sangat ulet dan rendah hati,” ucap Dr. Nani Ratnaningsih, Dosen Pembimbing Iqbal, dengan mata sembab.

Meski harus bolak-balik dirawat di rumah sakit, ia tetap mengerjakan skripsi dengan tekun. Dosen pembimbingnya, Dr. Nani Ratnaningsih, mengingat betul perjuangan mahasiswa andalannya itu.

“Dia menyelesaikan ujian skripsi secara online dari rumah sakit. Saya dan semua dosen sangat menghargai semangatnya,” tambahnya.

Iqbal dinyatakan lulus pada 25 Maret 2025 dengan IPK 3,61. Sayangnya, tubuhnya yang lemah tak sanggup menunggu hari wisuda.

Ijazahnya diserahkan langsung oleh Rektor UNY, Prof. Sumaryanto, kepada sang kakak, Erwin Cahyono, di atas panggung wisuda. Erwin menerima dengan tangan gemetar dan mata basah.

“Sejak kecil, Iqbal sudah berjuang sendiri. Tapi dia selalu percaya bahwa pendidikan adalah jalan untuk mengubah nasib,” kata Erwin kepada sejumlah awak media, dengan suara bergetar, usai menerima ijazah. *Penulis/Editor: Sulis/Retnowati.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *