Pemerintah Harus Pegang Kendali Harga Emas Untuk Menjaga Kestabilan Ekonomi

Metroraya.id – Sepanjang tahun 2025, harga emas global dan lokal menunjukkan tren kenaikan yang signifikan. Dari awal bulan Januari sampai Mei mengalami 30% kenaikkannya. Salah satu penyebab harga emas meroket adalah karena adanya pengumuman tarif Trump yang berimplikasi pada ketidakpastian tinggi dalam ekonomi global dan meningkatkan risiko resesi, terutama di Amerika Serikat (AS), khususnya perang tarif antara AS dengan China.

Selain itu, memanasnya konflik perdagangan antara AS dan China juga membuat orang-orang memilih untuk membeli emas. Tindakan itu diambil karena investasi emas dianggap paling “aman” di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik.

Kenaikan harga emas apabila dikelola dengan baik dan kebijakan yang tepat dapat menjadi peluang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi pendapatan negara maupun investasi. Tapi apabila kenaikan harga emas tidak disikapi dengan pengelolaan resiko yang cermat, maka lonjakan harga emas bisa menjadi sumber ketidakstabilan secara makro dan perlambatan pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Oleh karena itu pemerintah perlu membuat kebijakan yang sinergi antara kebijakan moneter, fiskal dan investasi.

Adanya ketidakpastian geopolitik dan situasi global cenderung menjadikan investasi emas meningkat. Adapun kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi terutama, bagi para investor, kenaikan harga emas sering kali memberikan keuntungan jangka pendek.

Mereka yang telah menginvestasikan uang mereka dalam bentuk emas sebelum harga melonjak, dapat menjualnya dengan harga yang lebih tinggi. Namun, fluktuasi harga emas yang tajam juga dapat menambah risiko investasi.

Oleh karena itu, para investor perlu mempertimbangkan risiko tersebut sebelum memutuskan untuk membeli emas sebagai aset jangka panjang.

Kalau dilihat dari sisi ekonomi makro, kenaikan harga emas dapat mempengaruhi sektor-sektor tertentu. Terutama industri yang bergantung pada emas sebagai bahan baku, seperti perhiasan dan elektronik. Harga emas yang tinggi membuat biaya produksi jadi meningkat. Dampaknya para pengusaha akan menaikkan harga produk yang bisa berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat.

Untuk menjaga kestabilan ekonomi, harga emas tetap dalam kendali pemerintah. Dengan begitu selain bisa terjadi keseimbangan diharapkan, dalam jangka panjang tidak mempengaruhi terhadap iklim dan investasi riil yang ada di masyarakat.

Pasalnya jika masyarakat terus berbondong-bondong membeli emas sehingga sektor-sektor yang lain ditinggalkan, dikhawatirkan bisa mengakibatkan terjadinya perekonomian tidak kondusif. Karena sektor-sektor ekonomi produktif (industri) pada ditinggalkan. Pada akhirnya kondisi itu bisa berdampak pada meningkatnya angka pengangguran. Karena mereka lebih memilih untuk menginvestasikan dana yang dimiliki untuk membeli emas daripada untuk sektor produktif yang lain, khususnya yang menyerap tenaga kerja.

Penulis: Widarta, MM CDMP

Pengamat ekonomi sekaligus Kabiro Kerjasama, Humas dan Protokol, dan Dosen Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *