Kongres P3GI Pilih Prof. Nursa’ban Sebagai Ketua Umum Dan Hasilkan Tiga Rekomendasi Utama

Sleman, metroraya.id – Kongres Perkumpulan Profesi Pendidik Geografi Indonesia P3GI yang digelar sejak Jumat 9 Mei 2025 di gedung FISHIPOL Universitas Negeri Yogyakarta, Mrican, Depok, Sleman, telah memasuki tahap akhir untuk menghasilkan sejumlah rekomendasi strategis untuk memperkuat posisi pendidikan geografi sebagai pondasi pembangunan nasional dan berhasil memilih ketua P3GI masa bakti yang akan datang. Sabtu, 10 Mei 2025.

Kongres dipimpin oleh Dr. Nurul Khotimah sebagai Ketua Sidang, Prof. Dr. Muhammad Nursa’ban dan Prof. Dr. Mamat Ruhimat sebagai wakil dari sekretariat P3GI serta dihadiri oleh perwakilan pendidik geografi dari seluruh PTN dan PTS se-Indonesia.

Dr. Nurul Khotimah menegaskan tentang pentingnya pendidikan geografi dalam membangun kesadaran masyarakat terhadap karakteristik wilayahnya. “Tanpa pemahaman wilayah, tidak akan ada kelestarian lingkungan, pengelolaan sumber daya, maupun keselamatan manusia,” tegasnya.

Selanjutnya Nurul menyampaikan, bahwa penyelenggaraan kongres ini dilatarbelakangi oleh kesadaran akan posisi geografis Indonesia yang sangat strategis namun juga rawan bencana. Indonesia merupakan negara kepulauan dengan lebih dari 17.500 pulau dan luas wilayah mencapai 1.904.569 km². Di balik kekayaan alam dan keberagaman budayanya, Indonesia berada di kawasan Ring of Fire, yang menjadikannya rentan terhadap bencana seperti gempa bumi, letusan gunung berapi dan tsunami.

Oleh karena itu berdasarkan hasil diskusi yang cukup intens, kongres berhasil merumuskan tiga kelompok rekomendasi utama yaitu:  keilmuan dan keprofesian, keorganisasian, serta kemitraan dan usaha.

Dari aspek keilmuan dan keprofesian, kongres merekomendasikan penguatan materi geografi pada seluruh jenjang pendidikan, mulai dari SD hingga SMA dan SMK. Kurikulum juga diusulkan untuk mengakomodasi materi geografi pada pendidikan nonformal. Di tingkat pendidikan tinggi, standarisasi Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) untuk sarjana, magister, dan doktor pendidikan geografi dinilai penting sebagai dasar kualitas lulusan.

“Kita butuh generasi yang paham ruang, sadar risiko bencana, dan mampu merancang tata ruang yang bijak,” kata Prof. Mamat.

Sementara itu, di bidang keorganisasian, P3GI berkomitmen memperkuat identitas organisasi baik secara internal maupun eksternal. Hal ini meliputi peningkatan kapasitas sumber daya manusia, perbaikan sarana dan prasarana, serta penguatan tata kelola. Kongres juga memutuskan pembentukan Dewan Pakar P3GI paling lambat dua bulan setelah kongres sebagai upaya memperkuat arah keilmuan dan strategi organisasi.

Kemudian dalam aspek kemitraan dan usaha, P3GI mendorong terbentuknya jejaring dan kemitraan dengan berbagai pihak. Termasuk di dalamnya adalah dorongan untuk mengembangkan kewirausahaan yang berbasis pendidikan geografi. Hal ini diharapkan dapat memperluas jangkauan peran P3GI di masyarakat sekaligus meningkatkan kemandirian organisasi.

Guru Besar Pendidikan Geografi UNY Prof. Nursa’ ban yang terpilih sebagai Ketua P3GI periode selanjutnya mengungkapkan, penyelenggaraannya kongres juga melihat pentingnya geografi dalam skala global, seperti dalam isu perubahan iklim, migrasi internasional, hingga konflik ruang. Dengan demikian, pembelajaran geografi tidak hanya penting untuk skala lokal atau nasional, tetapi juga relevan secara internasional.

“Ini bukan hanya tentang pelajaran sekolah, tapi tentang masa depan bangsa yang harus diperjuangkan dengan sungguh-sungguh agar semua pemangku kepentingan di bidang pendidikan, mulai dari pemerintah hingga guru di pelosok negeri, memberikan perhatian serius pada penguatan pendidikan geografi,” pungkas Prof. Nursa’ban. Penulis/Editor: Rochmad/Retnowati.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *