Bantul, metroraya.id – Sesuai dengan Permenkes Tahun 2015 yang diperbaharui dengan Permenkes Tahun 2017, dari target yang ditetapkan yakni 80% usia 30 – 50 tahun untuk melakukan skrining sebagai deteksi dini kanker serviks, saat ini baru mencapai 1,75 %. Inilah salah satu hal yang disampaikan oleh dr. Erlina Wulandari, Sp.Og., pada acara Seminar Skrining Dan Deteksi Dini Kanker Di FKTP yang diikuti oleh para tenaga medis dari Rumah Sakit sejawat RSUD Panembahan Senopati Bantul dan Puskesmas-Puskesmas di Kabupaten Bantul. Berlangsung di Gedung Induk Lantai III Kompleks Parasamya Pemda Bantul, Sabtu pagi hingga selesai, 26 April 2025.
Sebagai narasumber pertama yang menyampaikan materi tentang Deteksi Dini Dan Skrining Kanker Serviks Dan Vaksinasi HPV, dr. Erlina juga menambahkan bahwa ternyata banyak hambatan yang mempersulit untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya melakukan skrining untuk mendeteksi secara awal akan adanya ancaman penyakit kanker, khususnya kanker serviks. Diantaranya adalah banyak beredarnya informasi hoaks yang membuat masyarakat takut untuk melakukan skrining.
Selanjutnya, dr. Agus Fitriyanto Achmad, Sp.PD-KHOM, FINASIM. mengungkapkan bahwa kanker sebagai penyakit katastropik, menempati urutan kedua dengan pembiayaan tinggi di tingkat nasional setelah penyakit kardiovaskuler yakni mencapai hingga kurang lebih 3,5 triliun. Pada penderita kanker usus besar dan payudara, 75% ditemukan sudah berada pada stadium III dan IV.
Ia juga menginformasikan bahwa resiko terkena kanker payudara pada pria lebih rendah daripada wanita. Dari 100 orang wanita penderita kanker payudara, hanya satu orang pria yang mungkin terkena. Sedangkan pada penyakit kanker usus besar, pria lebih tinggi resiko terkenanya. Salah satunya adalah dari kebiasaan merokok. Namun, dr. Agus mengatakan bahwa virus yang menyebabkan kanker usus besar memerlukan waktu perjalanan yang cukup lama untuk menjadi penyakit, yaitu 10 hingga 15 tahun. Sehingga apabila seseorang yang melakukan skrining dan ditemukan adanya gejala yang masih sangat awal, dan apabila dilakukan intervensi, maka peluangnya untuk sembuh serta harapan hidup yang panjang sangat mungkin terjadi.
Di sesi ketiga, hadir perawat senior Rumah Sakit Panembahan Senopati yang menyampaikan materi Peran Perawat Dalam Manajemen Resiko Dan Patient Safety Pada Pasien Onkologi. Secara garis besar, Rohayati Masithoh, S.Pd., S.Kep.Ners., MM. Administrator Kesehatan RSUD Panembahan Senopati Bantul menjelaskan bahwa perawat sebagai orang yang paling dekat dengan pasien berperan besar terhadap tingkat keberhasilan perawatan pasien, khususnya pasien kanker. Oleh karenanya diperlukan manajemen resiko dan keselamatan pasien untuk mencegah sesuatu yang belum terjadi, mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dan menjaga mutu serta keselamatan layanan kesehatan sehingga kualitas pelayanan meningkat.
Acara seminar yang dimoderatori oleh dr. Damarjati Hening Pradipta ini kemudian diramaikan dengan adanya sesi tanya jawab. Dari kurang lebih 80 peserta yang hadir secara offline dan 30 peserta hadir secara online, muncul 10 pertanyaan yang kemudian dijawab oleh ketiga narasumber. Salah satunya dari Rima seorang bidan di Puskesmas Srandakan yang memberikan pertanyaan secara langsung tentang bagaimana meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melakukan skrining. Dua narasumber yakni dr. Erlina dan dr. Agus secara saling melengkapi menjawab bahwa diperlukan promosi yang cukup massif dengan menggunakan berbagai media sosial dan informasi yang ada untuk menyampaikan tentang edukasi penyakit kanker dan pentingnya skrining dan deteksi dini. Program ini juga hendaknya dimasuknya ke dalam sistem, supaya segala sesuatunya dapat diatur dengan baik.
Masih dalam rankaian HUT Ke-22 RSUD Panembahan Senopati Bantul, Seminar Skrining dan Deteksi Dini Kanker di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama FKTP ini terselenggara berkat kerjasama antara RSUD Panembahan Senopati Bantul, Kemenkes RI dan PT. Citra Medika. Acara yang disiarkan secara langsung melalui kanal youtube, bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan dalam mendeteksi kanker secara dini. Seminar ini juga penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini kanker. Penulis: Retnowati
Leave a Reply