Jakarta, metroraya.id – Ditengah tekanan global yang meningkat akibat kebijakan tarif Amerika Aerikat AS dan perang dagang, Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) Indonesia tetap terjaga pada triwulan I-2025.
Pemerintah melalui Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang terdiri dari Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, Ketua OJK, dan Ketua LPS, sepakat memperkuat koordinasi dan kewaspadaan dalam menjaga ketahanan ekonomi nasional.
Ketua Komisioner LPS Purbaya Yudi Sadewa menyampaikan melalui canal youtube, ketegangan global dipicu oleh kebijakan tarif AS yang mendorong perang dagang dengan Tiongkok. Retaliasi kedua negara menyebabkan lonjakan tarif hingga 100% dan meningkatkan risiko inflasi global.“Aliran modal keluar dari negara berkembang pun terus berlanjut, memicu tekanan terhadap mata uang regional, termasuk Rupiah. Namun, berkat intervensi berkelanjutan Bank Indonesia di pasar valas, nilai tukar Rupiah tetap terkendali pada kisaran Rp16.855 per dolar AS pada 22 April 2025.”ujar Purbaya, Kamis, 23/4/2024.
Kemudian menyitir laporan World Economic Outlook April 2025, Purbaya menyampaikan, IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 2,8%.
Namun, Ekonomi Indonesia masih diprediksi tumbuh moderat sebesar 4,7%, lebih baik dibandingkan negara lain seperti Thailand (-1,1 pp) dan Vietnam (-0,9 pp). Pertumbuhan ini ditopang oleh konsumsi rumah tangga, proyek strategis nasional, dan ekspor non-migas yang tetap kuat.
Di sisi fiskal, realisasi APBN menunjukkan defisit anggaran terkendali sebesar Rp104,2 triliun atau 0,43% dari PDB. Pendapatan negara mencapai Rp516,1 triliun dan belanja negara Rp620,3 triliun, dengan akselerasi signifikan pada Maret 2025 berkat pembayaran THR dan subsidi sosial. Penerimaan pajak tumbuh positif berkat reformasi perpajakan dan implementasi sistem Coretax.
Sementara itu, inflasi Maret 2025 tetap rendah di angka 1,03% yoy, dengan inflasi inti sebesar 2,48%. Kelompok harga pangan bergejolak (volatile food) dan administered prices juga terkendali berkat sinergi Pemerintah dan Bank Indonesia.
Ke depan, Indonesia diproyeksikan mampu menjaga stabilitas sistem keuangan dan melanjutkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Kebijakan fiskal dan moneter yang sinergis serta peran APBN sebagai shock absorber menjadi kunci ketahanan ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global. (*)
Leave a Reply