Sleman, metroraya.id – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar, memberikan semangat dan motivasi penuh makna dalam acara pelepasan peserta didik kelas XII dan Studium Generale MAN 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2024/2025 yang digelar di Auditorium UNY, Kampus Karang Malang, Yogyakarta, Kamis, 17/4/25.
Dalam sambutannya, Muhaimin mendorong agar madrasah tersebut membuka lebih dari 1 kelas internasional di masa mendatang. Menurutnya, pembukaan hanya satu kelas masih terlalu kecil untuk menampung potensi besar yang dimiliki para siswa MAN 1 Yogyakarta.
“Minimal 3 kelas internasional perlu dibuka ke depan. Karena dari sini kita tidak hanya mengejar ilmu pengetahuan, tetapi juga menjaga nilai dan etika yang menjadi fondasi kehidupan bangsa,” tegas Muhaimin yang akrab disapa dengan Cak Imin tersebut.
Kemudian, Cak Imin menyoroti bahwa salah satu penyebab kegagalan bangsa adalah ketidakkonsistenan dalam memegang teguh ilmu dan nilai-nilai moral. Padahal, menurutnya, Indonesia memiliki kekayaan sumber daya yang luar biasa, namun masih menghadapi persoalan kemiskinan yang signifikan. Berdasarkan data yang disebutkannya, jika menggunakan standar PBB, terdapat sekitar 120 juta orang miskin di tanah air.
Untuk itu, pihaknya mengajak para siswa untuk menjadi generasi yang sukses, menggantikan kegagalan masa lalu. Ia meyakini, madrasah adalah tempat strategis untuk memadukan penguasaan ilmu pengetahuan dengan pembentukan karakter.
“Kepercayaan diri kalian harus tumbuh. Dari madrasah ini, kita akan kejar ilmu pengetahuan dan tetap menjunjung tinggi etika. Jadikan itu suluh untuk mengelola kehidupan,” ujarnya.
Bagi Cak Imin, MAN 1 Yogyakarta merupakan bagian dari perjalanan hidupnya. Sebab, dirinya merupakan salah satu alumni sekolah tersebut. Karena itu, mengenang masa-masa sekolahnya di MAN 1 Yogyakarta, Muhaimin membagikan kisah nostalgianya saat pertama kali terpilih menjadi ketua kelas. ”Penunjukan itu bukan karena kepintaran, melainkan karena dianggap bisa “mengendalikan” teman-teman sekelas yang dikenal nakal,” ujarnya. Kisah itu menurutnya menjadi pengalaman hidup yang membentuk jati dirinya.
Lebih lanjut, Cak Imin mengatakan bahwa tantangan yang akan dihadapi para alumni ini sangat besar. Untuk itu, pihaknya menantang kepada para lulusan MAN 1 untuk tidak hanya puas diterima di perguruan tinggi dalam negeri, melainkan juga menargetkan universitas kelas dunia. Ia menyebut hanya sedikit universitas di Indonesia yang berada di peringkat 200 besar dunia.
Pemerintah, ungkapnya, saat ini tengah membentuk SMA unggulan negeri dan swasta yang disiapkan untuk mendorong lulusan-lulusannya tembus ke universitas papan atas global, sehinga Cak Imin berharap MAN 1 Yogyakarta bisa menjadi bagian dari gerakan besar ini.
“Alumninya sudah banyak yang sukses. Kumpulkan dan sinergikan. Kita harus siap bersaing dengan sekolah unggulan lain demi membawa madrasah ini menjadi pusat kemajuan baru bangsa,” pungkasnya.
Penulis: Sulistyawan.
Editor: Retnowati
Leave a Reply