Kebijakan Gubernur Jabar Sebagai Autokritik Bagi Pelaku Usaha Pariwisata

Cirebon, metroraya.id – Terkait isu yang tersiar tentang pariwisata di Jawa Barat melalui larangan study tour keluar dari daerah Jawa Barat yang diungkapkan Dedy Mulyadi Gubernur Jawa Barat beberapa minggu lalu banyak mengundang reaksi dari berbagai pihak. Mereka diantaranya pelaku pariwisata, insan pariwisata dan organisasi pengusaha pariwisata serta elemen-elemen organisasi wiasata.

Seperti yang diungkapkan Budi Ariestiya Ketua Gabungan Pengusaha Tour and Travel GAPITT Ciayumajakuning bahwa, terkait adanya larangan karya wisata oleh Gubernur Jawa Barat sebagai pelaku insan pariwisata sangat mengejutkan dengan keputusan tersebut karena dunia pariwisata itu sangat komplek keterkaitannya. Banyak pelaku wisata yang terlibat dan berpengaruh terhadap sektor perekonomian. “Sektor pariwisata kalau sudah dihambat otomatis banyak elemen atau pelaku-pelaku insan pariwisata yang kena imbasnya. Seperti mematikan perhotelan, restoran, biro transportasi perjalanan, tour guide, pusat oleh-oleh, pelaku UMKM dan penjaga toilet sekalipun,” jelasnya. Kamis, 27/2.

 

Tidak ada yang salah dengan study tour atau perjalanan karya wisata pelajar. Metode semacam pembelajaran di luar sekolah ini memiliki peran penting dalam memperkaya pengalaman belajar bagi siswa dan dapat memberikan suasana yang interaktif, menyenangkan dan aplikatif. Sehingga siswa dapat lebih mudah memahami serta mengembangkan berbagai keterampilan, dan di samping study tour juga bisa meningkatkan kesadaran lingkungan dan budaya. “Disisi lain ini menjadi autokritik bagi pelaku usaha pariwisata bahwasanya pelayanan perjalanan wisata harus lebih bertanggung jawab dan menjaga kualitas layanan yang dijanjikan sesuai dengan komitmen yang perlu diperbaiki adalah tata kelola, bukan menghilangkan study tournya,” imbuh Ketua GAPITT di Jl. Cangkring 1 no 51, Kejaksan, Cirebon.

Di tempat terpisah KADIN Daerah Istimewa Yogyakarta bidang organisasi dan pariwisata bersama elemen organisasi pariwisata lainnya yakni, ASITA, PHRI, FOSIPA, IPI, IGMA dan HIPPI dalam mensikapi peryataan Gubernur Jawa Barat, dalam jangka pendek akan mengelar Forum Grup Diskusi FGD yang akan menghadirkan pejabat Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Tokoh Adat Jawa Barat yang berada di Yogyakarta, serta pebisnis asal Jawa Barat yang menjalankan usahanya di Yogyakarta serta melibatkan insan pariwisata lainnya. (rochmad)