Yogyakarta, metroraya.id – Berawal dari munculnya rasa keprihatinan terhadap para pelaku seni budaya khususnya seni tradisi yang belum tersentuh oleh edukasi dan pendampingan dalam upaya pelestarian seni budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta, segenap tokoh seniman dan budayawan DIY yang menyatukan diri dalam Paguyuban Seni Tradisi PaSri DIY berkomitmen untuk mengambil kesempatan itu demi menjaga dan memajukan keberlangsungan sanggar-sanggar seni budaya tersebut.
Demi meneguhkan komitmen tersebut, Ketua Paguyuban PaSri, Nano Asmorodono bersama segenap pengurus PaSRi menghadiri audiensi terkait pengembangan dan pelestarian budaya tradisi dengan Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY pada pagi hari dan Paniradya Kaistimewaan pada malam harinya, Kamis, 13/2/25. Dipilihnya tanggal tersebut bertepatan dengan terjadinya perjanjian Giyanti
Kepada metroraya.id Nano Asmorodono menyampaikan bahwa terdapat ribuan sanggar-sanggar seni budaya di DIY yang bermunculan. Dengan hadirnya PaSri ini diharapkan dapat membantu Pemerintah Daerah DIY dalam upaya melestarikan seni budaya tradisi.
“Pastri DIY ini didirikan salah satu spiritnya mengedukasi dan mendampingi pelaku seni tradisi yang belum tersentuh yang ada di pelosok-pelosok DIY, dan PaSri ini merupakan lembaga nonprofit dan yang dikerjakan selama ini merupakan kerja sosial, mengedukasi,” ujar Nano Asmorodono Ketua PaSri DIY.

Pengurus PaSri DIY Saat Audiensi Di Ruang Bima Dinas Kebudayaan DIY.
Kabag Pembinaan dan Pengembangan Adat Tradisi, Lembaga Budaya dan Seni Dinas Kebudayaan DIY, Padmono Anggoro Prasetya, S.Sn., mengatakan bahwa upaya PaSri ini adalah hal yang positif, karena visi dan misi PaSri ini sangat berhubungan dengan Dinas Kebudayaan DIY. “Selama ini Dinas Kebudayaan untuk pembinaan dan pelestarian seni budaya tradisi yang jangkauannya di masyarakat sangat luas, memang kesusahan. Dengan adanya PaSri ini pendataan organisasi, pembinaan manajemen organisasi bisa sangat membantu visi misi Dinas Kebudayaan,” terang Anggoro.
Eksistensi PaSri semakin diharapkan kiprahnya demi meningkatkan dan melestarikan seni budaya tradisi di DIY. “Kalau kami bagian dari adat tradisi yang ada di Jogjakarta, memang perlu ada yang memelihara dan mengembangkan. Sehingga kami dari sisi pemerintah mengucapkan terima kasih karena ada PaSri yang mau berkecimpung berkaitan dengan bagaimana memelihara dan mengembangkan objek kebudayaan di kita khususnya berkaitan dengan adat tradisi. Dan harapan kami memang seperti yang selalu disampaikan oleh Ngarso Dalem tetap kalau bisa kaitan dengan objek kebudayaan yang dikembangkan itu ada nilai investasinya yang tentunya ada nilai yang menjadi bagian ekonomi dari pelaku-pelaku seni yang ada di Jogjakarta,” jelas Aris Eko Nugroho, S.P., M.Si., Paniradya Pati, Paniradya Kaistimewaan.
Dr. (Can) Ariyanto, S.E., M.Par., penasihat PaSri turut mengapresiasi kinerja pengurus PaSri yang telah berinisiatif untuk melakukan audiensi dengan pihak Pemerintah Daerah DIY melalui Kundha Kabudayaan dan Paniradya Kaistimewaan. Ia berharap langkah tersebut semakin memberikan dorongan maju PaSri dalam mewujudkan visi misi melestarikan seni budaya tradisi. (rochmad)
Leave a Reply