Bantul, Metroraya.id – Tokoh Seni, Budaya dan Pariwisata Yogyakarta yang tergabung dalam Tim 9 Garuda Plus mengajukan usulan penting terhadap pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kebudayaan Indonesia yaitu ditetapkannya tanggal 17 Oktober sebagai Hari Kebudayaan Nasional, Senin, 3/2/25, bertepatan dengan diresmikannya Andi Bayou Museum di Jl. Sejahtera, Sumberan, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul.
Penyerahan naskah proposal disampaikan langsung oleh Tim 9 Garuda Plus kepada Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon. Mereka adalah Nano Asmorondono (Inisiator), Yatie Pesek, Bimo Wiwohatmo, Yani Saptohudoyo, Achmad Charris Zubair, Rahadi Saptata Abra, Isti Sri Rahayu, Isti Muryani, Oni Wentara dan Arya Aryanto
Dalam presentasinya Achmad Charris Zubair di hadapan Menteri Kebudayaan Indonesia menjelaskan bahwa usulan 17 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kebudayaan Nasional akan memiliki dampak besar terhadap kesadaran kolektif bangsa Indonesia tentang pentingnya kebudayaan. “Dengan ditetapkan tanggal 17 Oktober sebagai Hari Kebudayaan Nasional diharapkan kita sebagai bangsa dapat memperkuat rasa percaya diri dan kembali menemukan kebanggaan terhadap warisan budaya kita,” jelasnya.
Menteri Kebudayaan Republik Indonesia yang mewakili pemerintah menyambut baik usulan yang diajukan oleh Tim 9 Garuda Plus, secara pribadi menyambut baik usulan tersebut, “Saya kira itu inisiatif yang bagus, tentu kita apresiasi dari Tim 9 Garuda Plus yang telah melakukan suatu kajian, studi dan juga usulan nanti akan kita pertimbangkan nanti akan kita diskusikan dengan kawan-kawan,” jelas Fadli Zon.
“Mudah-mudahan bisa diterima dan bisa kita usulkan apalagi secara kebetulan bertepatan dengan hari lahir Presiden RI Prabowo Subiyanto 17 Oktober, ini adalah bagian dari kebijakan nasional kita dalam mengapresiasi kebudayaan,” imbuh Mantan Ketua BKSAP DPR RI 2019-2024
Sebagai bagian dari proses pengusulan ini, Tim 9 Garuda Plus menyerahkan buku proposal secara simbolik kepada Menteri Kebudayaan Indonesia, yang menjadi langkah awal dalam memperjuangkan penetapan Hari Kebudayaan Nasional.
Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi yang turut hadir dalam kesempatan tersebut menuturkan bahwa kebudayaan merupakan wadah yang menyediakan ruang bagi para seniman dan budayawan untuk saling berbagi gagasan. Ia juga sangat mengapresiasi usulan Tim 9 Garuda Plus tentang penetapan Hari Kebudayaan Nasional.
“Saya sangat mengapresiasi usulan pengajuan ini para pelaku seni, budayawan dan pariwisata yang tergabung dalam Tim 9 Garuda Plus ini, dan yang paling penting adalah penentuan tanggal yang tepat melalui kajian akademik yang mendalam,” ujarnya.
Salah satu perumus dalam Tim 9 Garuda Plus, yang juga praktisi pariwisata berharap usulan yang berangkat dari Jogja itu yang kita ketahui bahwa Yogyakarta merupakan daerah yang sangat kuat kebudayaannya. Dengan kekuatan budaya tersebut sehingga dari sisi praktisi usaha di bidang pariwisata erat kaitannya dengan budaya, akan mendapat kemudahan. “Artinya, mendapat sebuah kemudahan untuk mempariwisakan kebudayaan yang dimiliki oleh Yogyakarta dan Indonesia pada umumnya, sehingga ketika diajak bareng-bareng untuk mengusulkan ditetapkannya Hari Kebudayaan Nasional, dengan prespektif yang sudah dijalankan selama ini di bidang pariwisata itu sesuatu yang bisa dikolaborasikan untuk dipromosikan,” terang Arya Aryanto.
Mengapa harus ada Hari Kebudayaan Nasional?
“Karena memang sejarah-sejarah itulah yang layak untuk diangkat sehingga nanti itu memiliki nilai budaya yang bisa dipromosikan sebagai kolaborasi seni, budaya dan pariwisata,” ujar Direktur Jogkem Group, pada awak media.
Leave a Reply